Istri Muda di Entot Lelaki Berpangkat
Wanita yang bersuamikan pengusaha sukses menikah muda, sebut saja namanya Diana di usianya yang masih 25 tahun, dengan wajah yang cantik, mempunyai toket yang lumayan besar seperti model masa kini , dengan suaminya yang bernama Sapak kehidupannya bahagia walau mereka belum di karunia momongan, mereka berdua kompak untuk berkarir terlebih dahulu.
Sapak adalah pengusaha perusahaan swasta milik dia sendiri terkenal dikota Semarang, sedangkan Diana bekerja di sebuah bank pemerintah di kota yang sama. Sapak menempati posisi yang amat menentukan di perusahaannya dan tak heran dia sering di tugaskan keluar daerah untuk melakukan ekspansi perusahaan tersebut.
Malam minggu hari ini seperti malam minggu biasanya, Sapak dan Diana keluar rumah untuk menghilangkan penat selama dalam pekerjaannya. Mereka berencana pergi ke restoran yang cukup ternama yang berada di sebuah hotel di kota itu. Dengan penuh kebahagiaan mereka menikmati suasana malam di restoran itu sambil menyantap hidangan yang mereka pesan.
Selesai makan mereka memutuskan untuk langsung pulang. Sapak menyetir mobilnya keluar dari tempat parkir hotel itu menuju ke jalan raya. Suasana jalan malam itu cukup ramai, dipenuhi oleh pasangan-pasangan muda yang bermalam minggu.
Di tengah ramainya jalan raya ketika itu mobil Sapak tanpa sengaja mobil di sebelahnya. Sapak menepikan mobilnya disusul mobil yang terserempet olehnya tadi yang juga ikut menepi.
Sapak keluar dari mobil dan melihat keadaan mobilnya,
“Oo,, nggak apa-apa hanya lecet dikit”, kata Sapak kepada Diana.
Tapi tak demikian dengan pengemudi mobil yang diserempet Sapak. Sopirnya yang berbadan kekar dan ditaksir berumur 52 tahun itu marah-marah dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada Sapak.
“Heyyyy… kemana aja mata kamu haaaaaa…!!” hardik sopir itu.
“Maaf pak aku yang salah” jawab Sapak sabar.
“Coba kamu lihat bumper mobilku!” kata sopir itu,
“Hancur kan? Nah kamu harus ganti rugi kalau nggak malam ini kamu kutahan” kata sopir itu lagi.
Sapak melihat mobil bapak itu, dan memang penyok dan dia bersedia menggantinya.
Sopir kijang itu lalu minta SIM Sapak,
“Lho apa hak bapak minta SIM saya?” kata Sapak.
“Asal kamu tahu, aku ini polisi. Kamu bisa kubawa ke kantor, bagaimana?” dengan arogan Bapak berkata pada Sapak.
Kemudian Sapak menyerahkan SIMnya pada oknum polisi itu. Karena hari ketika itu malam, Sapak minta pada oknum itu untuk menyelesaikan masalah itu esok harinya, sambil memberikan alamat rumahnya. Oknum itupun menyanggupi setelah sempat memandang kedalam mobil Sapak dan melihat Diana yang malam itu sangat cantik dan anggun dengan blus ungu ketat.
Diana yang berada dalam mobil ketika itu melihat kejadian itu dengan cemas dan mengkhawatirkan Sapak melihat kesombongan oknum itu. Setelah oknum itu dan Sapak sepakat menyelesaikan masalah itu esok harinya di rumah Sapak, lalu masing2 masuk ke mobilnya dan melaju untuk pulang.
Minggu pagi itu seperti yang di sepakati, oknum itu datang kerumah Sapak dan diterima Sapak dengan baik. Dengan sedikit basa basi oknum itu memperkenalkan diri dan namanya adalah Karno dan bertugas di kepolisian kota itu dengan pangkat iptu. Hari itu mereka sepakat untuk ke bengkel menanyakan perbaikan mobil Iptu Karno tersebut.
Sebelum berangkat Diana dengan ramah mempersilahkan tamu itu untuk minum pagi dulu setelah berjabat tangan dengan oknum polisi itu. Oknum polisi yang bernama Karno itu amat terpesona akan kecantikan Diana yang pagi itu amat segar bugar dengan kaos ketat dan celana 3/4 sampai betis.
Lalu Sapak dan Karno berangkat ke bengkel dengan mobil Karno. Setelah di ketahui yang rusak dan yang harus diganti maka Sapak menyetujui anggaran perbaikan mobil itu dan karena Sapak tak membawa mobil maka dijanjikan besok hari Senin mobil Karno masuk bengkel. Siang harinya Karno mengantar Sapak kerumahnya yang terbilang asri dikota itu. Setelah pamit pada Sapak dan Diana lalu Karno pulang.
Senin itu mobil Pak Karno di perbaiki di bengkel dan baru selesai esok harinya. Setelah mobilnya selesai dan kembali seperti sedia kala, Karno mendatangi rumah Sapak malam selasa itu untuk minta tambahan biaya perbaikan.
Setiba di rumah Sapak malam selasa, dia mengetuk pintu rumah itu. Pak Karno memencet bel dan tak lama kemudian pintu dibuka oleh Diana.
“Oo… pak Karno apa kabar pak?” tanya Diana sambil mempersilahkan Karno masuk ke ruang tamu.
“Mengenai yang kemaren Buk. Kan pak Sapak janji akan menambah kekurangan biayanya” jawab pak Karno.
“Oo ya… aku ngerti” jawab Diana.
“Tapi Mas Sapak sedang ke Medan seminggu ini dan titip pesan bahwa masalah itu biar aku saja yang ngurus” terang Diana.
“Baik bu… aku ngerti kok” jawab Pak Karno.
“Oiya…. mau minum apa pak?” tanya Diana.
“Teh saja bu” jawab Karno.
“Bentar ya pak, aku buatkan” kata Diana sambil beranjak ke dapur.
Ketika itu Timbul pikiran kotor di otak Karno karena Diana hanya sendiri dan suaminya tak dirumah ditambah tak ada lain. Maka dia berencana untuk menaklukan Diana karena sejak dia lihat malam itu di mobil dia slalu membayangkan sosok Diana. Beberapa ketika kemudian Diana keluar dari dapur membawa minuman dan sedikit makanan kecil.
“Nih pak tak seberapa, dicicipi ya pak” Diana mempersilahkan tamunya minum sambil jongkok.
Ketika itu Karno melihat belahan dada Diana yang putih mulus itu ditutupi bra putih. Lalu Diana duduk didepan pak Karno sambil berbincang kesana kemari. Dan hari pun beranjak malam, tapi pak Karno belum juga mau pulang. Sedang Diana sudah salah tingkah malam itu, sebab dia merasa tak enak hati jika menyuruh tamunya pulang .
Karno adalah Oknum polisi yang sudah berpengalaman dengan wanita. Sebagai polisi dia amat pintar memanipulasi keadaan dan memancing informasi dari seseorang. Dengan keahliannya dia memancing Diana untuk memberitahukan tentang kehidupan, pekerjaan dan juga kehidupan ranjangnya. Tanpa disadarinya Diana terjebak dalam alur manipulasi Karno yang seumur dengan ayahnya itu.
Diana yang biasanya amat membanggakan Sapak dalam berbagai hal, ketika itu tak berkutik dengan kata2 Karno yang menerangkan bahwa sebagai laki2 Sapak itu tak bisa dibanggakan karena tak bisa melindungi istrinya ditambah sampai ketika ke tahun 3 perkawinan mereka belum di karunia anak. Diana merasa di telanjangi dan merasa pikirannya kosong dengan kemampuan Karno membawa emosi Diana kearah pemberontakan diri.
Dengan sedikit menggeser duduknya kesamping Diana, Karno dengan leluasa memegang jari Diana yang ketika itu terpaku, sambil berkata,
“Dek Diana nggak usah khawatir, serahkan masalah adek itu pada saya” bujuk Karno sambil merangkul bahu Diana.
Diana menurut seakan dia mendapat tempat perlindungan ketika itu. Sambil membelai rambut dan belakang telinga Diana, Karno terus memberikan sugesti dan manipulasi keadaan pada Diana. Diana pun terhanyut karena nya.
Karno yang penuh dengan pengalaman bisa mengusai Diana. Dan seperti terhipnotis, Diana menurut saja dan memejamkan matanya ketika Karno mencium bibirnya yang merah jambu itu. Lalu tangan kekar yang ditumbuhi bulu itu meraih pinggiran buah dada Diana dan memilinnya.
Diana hanya terdiam dan hanyut terbawa alunan permainan tangan Karno. Lalu Karno menghentikan tindakannya dan minta diri untuk pulang karena malam sudah larut. dia tahu ketika itu Diana telah pasrah akan perbuatannya tapi dia tak mau terburu nafsu.
“Bu… aku pulang dulu ya, Besok aku kesini lagi.. ooo ya bagaimana jika aku jemput dari kantor besok?” tanya Karno.
“Ooo nggak usah pak. Dirumah saja” jawab Diana seakan memberi peluang pada Karno untuk datang esok malam.
Malam yang dijanjikan itu tiba, dengan menumpang taksi Karno sampai dirumah Diana.
“Malam Bu…” sapa Karno.
“Ooo masuk pak. Duduk dulu ya” kata Diana.
Malam itu Diana berdandan seperti menanti seorang yang istimewa. Dengan bincang2 sebentar lalu Karno pindah duduk disamping Diana dan memulai tindakan yang tertunda malam kemaren. Diana yang ketika itu memang telah dikuasai Karno membiarkan setiap tindakan tangan dan mulut Karno yang berani membelai dada dan meremasnya.
Karena malam itu Karno ingin menjalankan aksinya maka dia berdiri dan mengunci pintu rumah itu dari dalam. Lalu dia kembali kesamping Diana dan dengan leluasa memegang apa saja yang dia sukai di tubuh Diana.
Karno merasa tak nyaman di ruang tamu itu, lalu membimbing Diana kekamarnya. Dikamar yang asri dan ber AC itu Karno lalu melepaskan satu persatu busana Diana hingga yang tertinggal hanya bra dan cdnya saja.
Dengan keahlian dan kelihaiannya dia menggiring Diana untuk menurut. Karno pun lalu membuka busananya lalu kedua makhluk berbeda usia itu sama2 bugil dan. Karno terlihat kekar meski usianya sudah mulai tua. Kontolnya tegak berdiri dan siap disarangkan ke kemaluan Diana.
Karno lalu memberikan kesempatan pada Diana untuk mengulum kontolnya. Diana dengan malu-malu mengulumnya dalam bibirnya dan menjilatnya hingga penuh semua rongga mulutnya. Sedang Karno pun terus memasukan jari tangannya kekemaluan Diana dan memainkan klitoris Diana.
Tak lama kemudian Diana orgasme dan lobang memeknya basah oleh cairan cintanya. Karno belum juga klimaks, tapi pada menit ke 20 dia mengeluarkan pejuhnya di mulut Diana dan tertelan oleh Diana. Ketika itu Diana mau muntah karena dia tak biasa begitu dengan suaminya.
Diana berlari ke kamar mandi dengan bertelanjang, dalam kamar mandi dia muntah dan berusaha mengeluarkan pejuh Karno, tapi tetap ada yang tertelan olehnya. Kemudian dia kembali ke kamar dan melihat Karno Tiduran dan memandang kearahnya.
“Bagaimana Diana? Kita lanjutkan?” Tanya Karno sabar.
Diana hanya diam. Diamnya Diana memberi sinyal bahwa Karno harus merangsangnya lagi. Karno lalu kembali membaringkan Diana di ranjang yang biasa ditiduri Diana Dengan Sapak itu. Lalu Karno menjilati permukaan kulit Diana yang penuh keringat itu hingga Diana kembali bergairah dan siap untuk babak kedua.
Setelah beberapa ketika di rangsang maka Karno bersiap untuk menjalankan babak terakhir. dia angkat kedua kaki Diana yang putih mulus itu, lalu dia buka dan letakan di bahunya yang kekar itu. Kontolnya tegak terarah kemulut lobang Diana. Sekali dorong masuklah kepala kontolnya dan memang agak sempit karena belum pernah melahirkan. Diana merasa ngilu di lubangnnya.
“Pakk… aduhhh sakit pak…” sambil tangannya mencengkram bahu Karno.
“Tenang Diana, bentar lagi ya…”
Karno berhenti dan kembali dia hujamkan kontolnya hingga mentok, Diana menjerit
“Aduhhhhh… pakkkkk…” dan dari sudut matanya keluar air mata karena menahan sakit dihantam kontol Karno yang luar biasa besar dan panjangnya itu.
Ketika kontolnya telah masuk semua Karno mendorong keluar masuk lambat lambat dan mempercepat gerakan maju mundur. Sementara Diana memegang erat lengan Karno dan keringatnya mengucur deras dari kulitnya yang putih mulus itu. Sesekali toketnya diremas Karno dengan tangannya dan mulutya mengulum bibir Diana. Karena kerasnya goyangan dan gerakan Karno hingga membuat toket Diana turun naik mengikuti irama gerakan Karno itu.
Dengan takluknya Diana pada Karno maka dia dengan penuh semangat terus memompa hingga Diana orgasme berulang ulang. 5 Menit kemudian Diana lemas dan tak bertenaga, barulah Karno memuntahkan pejuhnya di dalam memek Diana.
Kontolnya dia biarkan didalam lubang itu hingga mengecil. Diana yang merasa setiap sendi tulangnya lemas dan lunglai ketika itu diam saja. Karno masih tetap diatas tubuh Diana dan tertidur. Tubuhnya yang hitam kekar itu masih terus menutupi tubuh Diana yang penuh campuran keringat kedua manusia itu.
Malam itu merupakan malam kemenangan Karno karena telah dapat menguasai Diana. paginya ketika bangun Diana merasa capai dan dia minta izin untuk tak ke kantor. Selama siangnya dirumah Diana Karno mengulangi persenggamaaan itu, hingga sorenya baru dia pulang.
Diana setelah kejadian itu mendapatkan kepuasan sex yang belum pernah dia rasakan selama perkawianannya. Sejak ketika itu secara sembunyi2 Diana dan Karno melakukan hub terlarang itu baik di rumahnya atau hotel.
Diana telah menjadi wanita yang butuh kehangatan, dia pun terus menjaga ritme hubungan dengan suaminya Sapak. Bagaimanpun dia tak ingin rumah tangganya terganggu oleh affairnya dengan Karno yang notabene seusia ayahnya dan oknum polisi itu.